Dunia Kafka: Dunia Murakami yang Penuh Metafora

Dunia Kafka adalah buku Haruki Murakami ke-6 yang aku baca, yang membuat aku semakin penasaran dengan buku-buku nya yang lain. Setiap selesai membaca cerita Murakami, selalu saja muncul perasaan yang sangat aneh semacam, 'kenapa ceritanya mesti berakhir'. Lebih tepatnya pengharapan bahwa cerita-cerita itu terus saja berlanjut, bahkan untuk novelnya yang berjudul 1Q84 yang super tebal itu, aku juga masih berharap demikian.

Acap kali membuat tulisan yang berhubungan dengan Murakami aku selalu bilang bahwa tulisan Murakami mempunyai aura mistis yang tidak bisa terjelaskan, mungkin karena tema surealis yang diangkatnya, atau juga tentang gaya penuturannya yang sederhana namun penuh filosopi.

Setiap pembaca pastilah punya penulis favoritnya, dan bisa dibilang Murakami adalah penulis favorit ku. Dengan ini kalian bisa menebak, apa pun yang aku tulis tentang Murakami pastilah berhubungan dengan masalah selera. Ya, itu memang benar!

Balik lagi tentang Dunia Kafka, novel ini punya hal yang sangat absurd. Mungkin 80% absurd dan 20% sisanya adalah hal normal yang hampir absurd 😀. Tapi walau pun demikian ada banyak hal bagus yang bisa jadi renungan dalam novel ini. Misalkan tentang garisan takdir, tentang memahami bahwa harapan itu sering berbanding terbalik dengan kenyataan.

Seperti penulis pada umumnya, mereka akan bercerita tentang sisi hidup si tokoh utama yang tidak lain terinspirasi dari kesaharian dan bahkan perasaan mereka. Hampir disetiap buku Murakami, ia bercerita tentang sosok penyendiri, penyuka musik klasik, dan jiwa yang kesepian. Demikian juga dengan tokoh yang bernama Kafka, yang kabur dari rumah dan mencoba mencari jati diri.

Bukan Murakami namanya kalau tidak menyisakan misteri di setiap novelnya. Murakami adalah pencipta misteri yang handal, namun sosok yang berat hati untuk mengungkapkan kejelasan dari misteri yang dibuatnya. Novel Dunia Kafka ini contohnya, kita akan dihantui rasa penasaran sejak lembar pertama cerita, dan semakin ke belakang rasa penasaran itu semakin besar. Walau pada akhirnya bukan misteri itu sajian utama dari novel ini, melainkan tentang pencarian jati diri, hubungan cinta sesama manusia, dan pembuktian seseorang untuk menyelami takdir yang sudah digariskan.

Jika kalian ingin merasakan bagaimana ikan salmon dan lintah jatuh dari langit maka novel ini adalah novel yang tepat. Dan jangan lupa bawa payung, sebab tidak lucu bukan jika seekor lintah jatuh tepat di atas kepala kalian 😂.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Sembarang Pakai Kata ‘Butuh” Dengan Urang Kutai

Pengakuan Anton Chekhov dalam cerpen-cerpennya

(Review) The Stranger by Albert Camus - Kehidupan Ialah Sesuatu yang Absurd