Bila ku betemu dengan urang luar kutai lalu sida encarang menyebut kata ‘butuh’ dalam hati aku pasti coba tahan ketawa. Sebab arti kata ‘butuh’ dalam bahasa kutai tu merujuk pada kelamin urang laki. Contoh kalimat yang pasti molah urang kutai ketawa hek karuan: “Aku sangat membutuhkanmu!” Jika dijadikan dialek kutai: “Aku ndak beneh mem—kelamin-urang-laki—kan ka’u!” Contoh lain lagi misalnya: “Apa kamu butuh gunting?” Jika dijadikan dialek kutai: “Apa ka’u kelamin-urang-laki gunting?” Kalimatnya jadi sadis. Mungkin sekian aja bilik meranyau malam ini, hek usah panjang-panjang penting bubuhan ka’u tu ngerti apa arti kata ‘butuh” dan saat apa di pakai bila lagi encarang dengan urang kutai. Salam membutuhkan!
Siapa itu Anton Chekhov? Mungkin itu pertanyaan awal yang terlintas di benak kalian semua. Sebagai sebuah pembuka tulisan ini, aku akan menjelaskan sedikit tentang lelaki yang ternyata menutup usianya di usia 44 tahun. Anton Chekhov adalah seorang sastrawan asal Rusia yang sangat banyak menulis cerpen. Di dalam buknya ini dia sampai disebut sebagai Raja Cerita Pendek. Kebanyakan cerpen yang ditulisnya memang sangat pendek, bahkan ada yang hanya terdiri dari 6 paragraf saja seperti cerpen yang berjudul Lobak . Namun ada juga yang terlampau panjang seperti Wanita Dengan Anjing. Dia mulai mengirim cerpen-cerpennya ke majalah humor pada saat dia tinggal di Moskow untuk meneruskan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Moskow. Tujuan awalnya untuk membantu keuangan keluarganya. Namun setelah lulus dan mulai menekuni karir sebagai dokter, dia malah semakin tertarik pada dunia sastra. Dalam buku kumpulan cerpen yang berjudul Pengakuan ini, Anton Chekhov banyak membahas...
The Stranger bisa dikatakan novel yang cukup pendek, namun memiliki konten yang membuat pembaca berpikir panjang . Albert Camus merupakan jenis penulis yang menggunakan kata-kata sederhana, efektif, namun penuh filosofis. Peraih Hadiah Nobel Sastra pada tahun 1957 ini dikenal sebagai seorang yang eksistensialis dengan karya-karya yang bisa digolongkan keranah absurdis. Pemikiran Camus yang absurd terhadap kehidupan manusia tertuang jelas pada novel-novelnya, demikian juga pada novel The Stranger ini. Manusia hidup untuk sebuah masa depan, dan bersamaan dengan itu juga masa depan sendiri mendekatkan manusia dengan kematian. Ini sungguh terkesan sangat ironis, walau jika dipikir-pikir fakta ini benar adanya. Cerita dalam The Stranger dituturkan lewat sudut pandang orang pertama dengan karkater seorang laki-laki yang punya cara pandang sederhana untuk menjalani hidup. Hal ini sangat terlihat jelas dari ucapan tokoh utamanya: “Seseorang tidak pernah mengubah cara hi...
Comments
Post a Comment