Pengakuan Anton Chekhov dalam cerpen-cerpennya

Siapa itu Anton Chekhov?  Mungkin itu pertanyaan awal yang terlintas di benak kalian semua. Sebagai sebuah pembuka tulisan ini, aku akan menjelaskan sedikit tentang lelaki yang ternyata menutup usianya  di usia 44 tahun.

Anton Chekhov adalah seorang sastrawan asal Rusia yang sangat banyak menulis cerpen. Di dalam buknya ini dia sampai disebut sebagai Raja Cerita Pendek. Kebanyakan cerpen yang ditulisnya memang sangat pendek, bahkan ada yang hanya terdiri dari 6 paragraf saja seperti cerpen yang berjudul Lobak. Namun ada juga yang terlampau panjang seperti Wanita Dengan Anjing.

Dia mulai mengirim cerpen-cerpennya ke majalah humor pada saat dia tinggal di Moskow untuk meneruskan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Moskow.  Tujuan awalnya untuk membantu keuangan keluarganya. Namun setelah lulus dan mulai menekuni karir sebagai dokter, dia malah semakin tertarik pada dunia sastra.

Dalam buku kumpulan cerpen yang berjudul Pengakuan ini, Anton Chekhov banyak membahas tentang kehidupan sosial, masalah kontemporer yang muncul dikehidupan sehari-hari, kemunafikan, kecenderungan untuk memanipulasi orang lain, serta praktik penjilatan dan korupsi. Semua itu disampaikan dengan gaya penulisan yang satire tapi tetap memikat.

Buku ini dibuka dengan sebuah cerpen berjudul Munafik, di sini cerita menyinggung tentang seorang pendiam yang terabaikan dan diremehkan namun ternyata memiliki sesuatu yang tidak diketahui oleh orang-orang di sekitarnya. Tiba-tiba saja dia bicara tentang politik dan terlihat bahagia serta berbeda. Lain lagi halnya dengan cerpen lain yang berjudul Pengakuan, yang menjadi judul buku ini, bercerita tentang seorang kasir yang tidak punya teman, namun ketika dia banyak uang orang-orang mendekati dirinya, bahkan orang yang dulu tidak perduli pun menjadi sangat perduli.

Anton Chekhov juga ada membahas tentang cinta seperti dalam cerpen Wanita Dengan Anjing, cinta rumit dua manusia yang sudah terikat oleh orang lain.

Cerpen-cerpennya seperti Orang Bebal, Perempuan Tanpa Prasangka, dan Di Kedai Cukur memberikan sudut pandang yang unik sekaligus sering terjadi dikehidupan nyata. Banyak pelajaran yang didapat dari membaca buku ini, terutama untuk hal-hal yang diremehkan namun seharusnya wajib di perhatikan.

Penasaran? Coba saja menyelam dalam cerpen-cerpen di buku ini yang teramat pendek. Kalian pasti dibuat takjub, sebab hanya dengan cerita yang terbilang pendek kita bisa mendapatkan sudut pandang yang luas.

Comments

  1. Oh bagus juga kisahnyavya mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bagu2, pendek-pendek bagus buat orang yg super sibuk tapi mau ada bacaan :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jangan Sembarang Pakai Kata ‘Butuh” Dengan Urang Kutai

(Review) The Stranger by Albert Camus - Kehidupan Ialah Sesuatu yang Absurd